Aku
Selasa, 20 Agustus 2013
Aku dikhitbah
Salam....
sudah lama tak bersua di blog ini, sudah hampir setahun fakum dari dunia tulis menulis amatiran. hehe ^^v
kali ini aku mau membahas tentang pinangan yang menghampiriku setahun lalu, tssaaahhh udah lama kok baru diposting sekarang, gapapa yaa.
pertama bertemu sang suami (karena sekarang udah resmi jadi suami istri) yaitu tanggal 9 juli 2010. gak menjalin hubungan special juga sih waktu itu, hanya temenan di facebook aja tapi lama-lama kok jatuh cinta juga. hehehe. 1 tahun kemudian suamiku pergi melanjutkan studinya di negeri orang selama kurang lebih dua tahun.
saat mau pergi, suami pernah bilang dulu "tunggu aku ya sampai S2 ku selesai, baru kita menikah, karena ini syarat dari ibuku kalau aku mau menikah denganmu"
dari perkataan itulah, suami akhirnya pengin banget cepet lulus S2 nya supaya bisa langsung menikahi aku, akhirnya dia berjuang mati-matian supaya kuliahnya cepat selesai, dan benar saja, dia berhasil menyelesaikan studynya dalam kurun waktu yang singkat yaitu hanya 1 setengah tahun.
sepulangnya suamiku dari negeri orang disana, ia sempat bekerja di bandung selama 2 bulan, kemudian mendapatkan pekerjaan di jakarta, setelah bekerja kurang lebih 3 bulan, akhirnya ia berani meminangku.
awalnya, ia meminta untuk perkenalan keluarga ku dan keluarganya dulu, namun Ayah mertua meminta untuk langsung mengkhitbah (melamar) saja, tepat di tanggal 7 juli 2012 melamar dan dilamarpun terjadi.
diawal kata, ayah mertua berkata "Mulai hari ini, ifti dan andi, kalian berdua harus sudah menutup buku harian kalian masing-masing. kini, hanya ada satu buku harian untuk kalian berdua yang harus kalian tulis dengan sebaik-baiknya tulisan." dalam hatiku (mertuaku romantis sekaleee beda sama anaknya) hehehe..
nah, soal mahar dan seserahan, aku memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada keluarga suamiku untuk memilihnya. walaupun, waktu itu aku pernah ditanya sama ibu mertua "kamu mau mahar apa?"
dengan singkat aku jawab "apa saja yang penting tidak memberatkan suamiku." (ceritanya so so bijak ya kan, istri sholehah) ^^v
akhirnya, seserahan yang diberikan oleh sang suami yaitu terdiri dari:
1. bahan kebaya untuk akad nikah berwarna putih
2. kain sutra untuk membuat baju yang sampai sekarang belum aku jahit-jahit
3. kain batik untuk rok saat akad nikah
4. perhiasan yang sudah dibelikan oleh ibu mertua saat beliau pergi umroh kira-kira waktu itu suamiku masih duduk dibangku perkuliahan alias masih S1 dan tentunya kita belum bertemu.
5. selop yang ukurannya kekecilan karena suami gak tau ukuran sepatuku :(
6. ini yang paling bermanfaat. kalo ada film "kupinang kau dengan basmalah" kali ini aku diberikan buku "kupinang engkau dengan hamdalah" bukunya berisi tentang kehidupan pra dan pasca menikah.
7. tas pesta berwarna coklat yang ngeblink-ngeblink kece.
8. jajanan kue kering, coklat dan teman-temannya.
9. terakhir, hal yang paling kecil tapi sangat bermanfaat yaitu kaos kaki. ini bermanfaat banget karena aku suka pakai kaos kaki kemanapun kakiku melangkah (saat keluar rumah lho yaa...)
siiipppooo segitu dulu reviewan ku.. lain waktu posting lagi yaa.. (kok ceritanya gantung) hehehe
babayy
wassalam... ^.^
Selasa, 16 Oktober 2012
Ku Bahagia
Masih inget sama judul lagu diatas? Yup, salah satu dari banyaknya soundtrack AADC alias Ada Apa Dengan Cinta. Lagu yang kurang lebih pernah aku denger sekitar 7 atau 8 tahun yang lalu.
Tepatnya kemarin siang, pas pulang kuliah sekitar jam 11an deh, ada pengamen yang nyanyiin lagu ini di metro 72. tiba-tiba aja memori-memori indah yang kesimpen diotak tentang masa lalu terlintas kembali, masa SMA masa putih abu-abu.
Suara pengamen itu emang gak begitu bagus, tp petikan gitarnya serta lantunan syair-syair lagu melly goeslaw berhasil memukau perhatianku. Pada satu pandangan mata ini melihat jalan raya, memikirkan warna-warni masa remaja yang begitu bahagia.
Di atas bumi ini ku berpijak
Pada jiwa yangg tenang di hatiku
Tak pernah ada duka yg terlintas
Ku bahagia
Ingin ku lukis semua hidup ini
Dengan cinta dan cita yang terindah
Masa muda yang tak pernah kan mendung
Ku bahagia
Dalam hidup ini
Arungi semua cerita indahku
Saat saat remaja yang terindah
Tak bisa terulang
Ku ingin nikmati
Semua jalan yang ada di hadapku
Kan ku tanamkan cinta tuk kasih ku agar
Ku bahagia
bener banget, masa remaja, masa mencari jati diri, masa dimana remaja sedang gencar-gencarnya memadu cerita bersama teman-teman sebayanya. Entah itu nyontek ulangan bareng. Nyontek tugas yang harus dikumpulin pagi-pagi buta karena jam pelajaran pertama, ngelewatin kelas gebetan Cuma buat liat si doi, ke kantin bareng padahal Cuma minum es the dan makan gorengan, dihukum bareng-bareng karena telat, belajar bareng saat semua jenis Ujian udah di depan mata, nyari tempat bimbel sama temen-temen biar masuk PTN Favorit, berbagi cerita dikoridor kelas sambil foto-foto berharap foto itu bisa masuk snapshot di Buku Tahunan dan masih banyak lagi.
Kepikiran gak sih, klo kejadian itu hanya akan kita alami satu kali aja, dalam kurun waktu yang singkat.
Ya Allah, andaikan hal itu bisa keulang lagi, pasti akan ada kerinduan yang besar untuk ku mengakhirinya. Dari remaja aku belajar bagaimana cara tertawa, gimana cara menangis, dan gimana cara belajar yang menyenangkan.
Remaja, disadari atau gak, masa remajaku sudah aku lewati dengan sebaik-baiknya, berkat keberadaan teman-teman yang baik yang selalu mengajarkanku tentang kebaikan. Beruntungnya aku dikelilingi sahabat-sahabat yang setia pada masa itu.
Guys, umur kita sekrang udah 20 tahun. 3 tahun yang lalu, kita masih 17 tahun, kita masih ngerasain gimana temen-temen kita nyayiin lagu happy birthday mirip anak bocah usia 5 tahun. Sekarang kita udah memasuki masa dewasa awal. Dari sini, kita akan lihat bedanya remaja dan dewasa.
Guys, umur kita sekrang udah 20 tahun. 3 tahun yang lalu, kita masih 17 tahun, kita masih ngerasain gimana temen-temen kita nyayiin lagu happy birthday mirip anak bocah usia 5 tahun. Sekarang kita udah memasuki masa dewasa awal. Dari sini, kita akan lihat bedanya remaja dan dewasa.
Pernah denger gak kalo kita udah dewasa artinya semakin sulit kita tersenyum. Hmmm… mungkin maksudnya adalah, kita tidak lagi bisa tersenyum tapi kita menangis karena sudah melewati masa-masa remaja yang begitu membahagiakan.
Satu pesan dariku, coba pejamkan matamu, hanyutkan dirimu kembali pada masa SMA, lihat wajah teman dekatmu satu per satu, kenang kembali kebahagiaan yang telah engkau dapatkan. Aku berani bertaruh, hanya ada dua hal yang akan terjadi pada wajahmu, yaitu tersenyum dan meneteskan air mata.
Selamat tinggal masa remaja, semangat baru masa dewasa!
Minggu, 24 Juli 2011
Ada yang baru! Dari siapa? Dariku!
setelah sering aku kirim antologi, cerpen atau essay dalam perlombaan atau agar dijadikan buku, tulisan-tulisanku itu gak ada yang lolos. Hahaha...
Setiap naskahku ditolak aku pasti langsung give up dan ogah buat nulis-nulis lagi. Udah males dengan kegiatan merangkai kata dalam lembaran kertas, toh saat itu aku berpikir bahwa apa yang aku lakukan percuma sebab gak ada yang membuahkan hasil. Sempat juga terbayang di benakku untuk membanting stir dan gak jadi penulis.
Yaa... moment inilah yang udah aku nanti setelah lama berkenala melintasi gurun, lembah, sungai, perbukitan, jurang sampai laut mati pun sudah aku lalui (haaaaaa lebai), bersabar lebih dari hitungan jam, hari, bulan bahkan tahun.
Ini adalah jawaban dari doa-doa panjangku pada Sang Maha Pemberi Kebahagiaan. Alloh thanks banget...!!!
Okayyy... setahun yang lalu kira-kira, aku ngirim naskah atau tulisan berbentuk antologi yang akan dibukukan dan temanya adalah “SURAT CINTA UNTUK MUROBBI.” Jadi disini para penulis ditugasin untuk menulis naskah itu dalam bentuk surat yang mana didalamnya mencakup kesan pertama kita pas ketemu Murobbi kita, atau saat-saat mengesankan bareng Murobbi kita.
Awalnya aku hanya mencoba ikutan proyek bikin buku ini. Namun gak diduga gak disangka, naskahku lolos dan jebol dibukuin bersama 40 naskah terbaik lainnya. Upppssss.... ini juga karena aku dapat bimbingan khusus dari seseorang pada saat proses penulisannya, yaitu dari adik sepupuku. (baik yaa dia...) ^^
Dan yang bikin aku tambah terbengong-bengong adalah, “Ya Alloh..... naskahku menjadi surat pertama yang dil etakkan di halaman pertama dari buku itu. Bukan karena naskahku yang paling bagus tapi karena judul naskahku dari alfabet “A” yaitu “Aku Salah Menilaimu.” Bukan main senangnya. Ini adalah antologiku yang pertama kalinya dimuat jadi buku! Ya... tepat tanggal 21 Juli 2011 buku “Surat Cinta Untuk Murobbi” telah terbit. Alhamdulillah....
Alloh... bantu aku lagi yaa agar aku bisa terus berkarya lewat tulisan, bantu aku lagi yaa supaya selalu ada ide-ide baru untukku menulis. Insya Alloh, karya lain akan segera berdatangan. Insya Alloh.... Doakan! ^.^
Sweet Moment : Fatihah Kamil
Jumat, 08 Juli 2011
Dialog Satu Jiwa
Disaat teman-teman kampus lagi asyik buka buku dan ngapalin segala macem materi yang diperkirakan akan keluar saat UAS nanti. Disaat itu pula aku lagi buat deadline lomba nulis.
“Seharusnya gak boleh gitu tah! Kamu harus bisa ngatur waktu dengan baik.”
“Iya aku tau!”
“Mendingan kamu belajar buat UAS nanti. Daripada ikut lomba gak jelas! Emangnya naskah kamu pernah
lolos dan juara?”
“ENGGAK!”
“Nah kalo enggak ngapain kamu pusing-pusing nulis dan berimajinasi! Hadapi yang REAL. Ujian udah didepan mata titah!”
“Ahhhhhhhhhh.... IYA AKU TAHU! Ujian emang udah didepan mata! Aku Cuma penasaran sama lomba-lomba nulis yang belom bisa aku taklukan! Ngerti!”
“Baik Titah, sekarang coba kamu pejamkan matamu. Lihat lebih dalam soal-soal ujian yang bakal keluar tuh kayak gimana”
“Gak bisa! Boro-boro ngebayangin soal.. mikirin ujian aja enggak! Fiiiuuhhhh...”
“Kenapa Titah? Kenapa kayak gini?”
“Gak tau! Gak ngerti ahhh!!!”
“Hmmmm... bagaimana lagi caraku untuk membujukmu agar lepas dari keyboard laptop dan mengalihkan matamu kesebuah buku pelajaran?”
“Carilah cara! Aku yakin, kamu tidak bisa merayuku untuk belajar! Aku sudah kecanduan ngetik cerita didepan laptop sambil Online seharian!”
“Ambil bindermu! CEPAT!!! Lihat impian-impian mu untuk nilai-nilai semester kali ini! CEPAT !!!”
“Iya sebentar! Tidak, tidak ada apa-apa... yang ada hanya impianku semester lalu. Untuk semester ini, aku belum menulis apa-apa.”
“Kenapa belum? Terlalu sibuk? Segera genggam pulpenmu, tulis impianmu!”
“Sekarang??”
“Iya sekarang! Tunggu apalagi?! Ingin menunggu sampai esok hari tiba?”
“Ahhh.... aku malas menulisnya! Sudahlah, aku benar-benar tidak peduli dengan UAS nanti.”
“Iftitah, perlukah aku menyebut nama lengkapmu? Aku akan bantu engkau menulis impianmu. Tulis saja apa yang kamu inginkan. Percayalah, satu per satu list-list tentang harapanmu itu akan terconteng sempurna.”
“Sederhana saja. Aku ingin IP ku naik disemester ini menjadi 3.9! lalu, aku ingin mengajukan beasiswa berprestasi yang diberikan oleh kampus. Dan satu lagi, aku ingin semua naskah-naskahku diterima oleh Publishing House. Sederhana bukan?”
“Ya... sederhana sekali. Tapi ingat, semua yang engkau inginkan hanya berada ditangan Nya, ditangan Sang Pemilik!”
“Iya aku tahu! Aku tahu itu!”
“Lalu, apa yang sudah kamu lakukan untuk mewujudkan hal itu? Terutama untuk menaikkan IP mu?”
“Belum ada! Ya rasanya belum ada!”
“Berjanjilah padaku iftitah nurul jannah, aku adalah dirimu, sukmamu yang bersemayam dalam ragamu. Berjanjilah jika esok engkau akan mulai belajar dan off dari segala bentuk ketikan-ketikan konyol di depan laptop mu! Kau harus segera membuka lembaran pembelajaran yang baru! Bukan itu saja, tegakkan kembali Sholat Tahajjud mu. Siapkan dirimu segera untuk menaklukkan puluhan soal!”
“Baik! Terimakasih wahai sukmaku yang bersemayam dalam ragaku. Terimakasih telah mengingatkanku. Doakan agar Alloh berkenan mengabulkan segala impianku di binder yang kutulis tadi.”
Kamis, 07 Juli 2011
Hidayah Illahi
Ketika aku terjaga dari tidurku
Tak ku lihat serangkaian cahaya
Gelap sudah tak bernyawa
Aku yang kini berdiri dihamparan padang pasir luas tanpa tepi
Mencari sebuah sinar penuh arti
Ya Illahi Rabbi
Dimanakah kini Kau kucari
Aku butuh Engkau Ya Rabb
Untuk menuntunku mencapai Ridho Mu
Aku letih...
Aku letih berjalan dalam kegelapan
Namun seberkas sinar penuh damba datang menghampiri
Engkau datang penuh cinta
Membuka mata hatiku yang buta
Kau titipkan permata hidayah dihatiku
Kau bantu aku menata diri
Kau bantu aku menjadi muslimah yang hakiki
Dan aku berjanji
Selama sukmaku masih didalam diri
Akan ku jaga Hidayah Mu
Sampai aku mati
-by : Iftitah NJ-
Jumat, 01 Juli 2011
English Today
The English language is spoken in parts of Europe, The Americas, Asia, Africa, Australia, New Zealand, and in some of the Islands of Atlantic, Indian and Pacific Oceans. It’s spoken as a first language by 320-370 million people. It’s also used as a second language by about the same number of people, and as foreign language by millions more. English is often called “world language” because so many people in many places speak or use English.
In Britain and America, English is the first language of the most people. And in India, Nigeria, Singapore and Papua New Guenie large numbers of people use English as a second Language aslo English is one of the offical language. They use it in education, business, goverment and broadcasting.
But, in many countries English is taught in school as a foreign language and it’s not an offical language like in Indonesia.
English is also used for many different kinds of international communication. Politic and business are often carried out in English. For example in ASEAN uses English as its working language. Most book is written in English, on the internet and computer, English is used much more than other laguages.
When multinational companies and organizations developed, English was often chosen as the working language. For example, English is the working laguage of the European Central Bank, although the bank is in Germany. So, my question is “Who were the first English speaker?”
Sabtu, 25 Juni 2011
Makalah Tawuran Pelajar
I. Pendahuluan
1. 1. Latar Belakang Masalah
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun lalu. Di Palembang pada tanggal 23 September 2006 terjadi tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya adalah SMK PGRI 2, SMK GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (harian pagi Sumatra ekspres Palembang).
Di Subang pada tanggal 26 Januari 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMK YPK Purwakarta dan SMK Sukamandi (harian pikiran rakyat). Di Makasar pada tanggal 19 September 2006 terjadi tawuran antara pelajar SMA 5 dan SMA 3 (karebosi.com).
Tidak hanya pelajar tingkat sekolah menengah saja yang terlibat tawuran, di Makasar pada tanggal 12 Juli 2006 mahasiswa Universitas Negeri Makasar terlibat tawuran dengan sesama rekannya disebabkan pro dan kontra atas kenaikan biaya kuliah (tempointeraktif.com). Sedangkan di Semarang sendiri pada tanggal 27 November 2005 terjadi tawuran antara pelajar SMK 5, SMK 4 dan SMK Cinde (liputan6.com).
Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.
Lalu mengapa tawuran antar pelajar ini bisa terjadi? Faktor apa sajakah yang menyebabkan tawuran antar pelajar ini? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari tawuran yang dilakukan? Dan bagaimanakah kita sebagai manusia-manusia perbaikan bangsa mencari jawaban atas semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada tawuran pelajar ini?
II. Landasan Teori
1. Pengertian Tawuran
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.
III. Pembahasan
1. Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar
Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :
a. Faktor Internal
Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :
1. Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.
3
Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu
penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.
2. Faktor Sekolah
Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.
2. Hal yang menjadi pemicu tawuran
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
3. Dampak karena tawuran pelajar
a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian
b. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga
c. Terganggunya proses belajar mengajar
d. Menurunnya moralitas para pelajar
e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
4. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar
a. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar
b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik
c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri
d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya
Kartini kartono pun menawarkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran remaja, diantaranya :
1. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
2. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat
3. . Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja
IV. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik.
Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.
2. Saran
Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :
a. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar
b. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif
c. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya
sumber :
Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006
Langganan:
Postingan (Atom)