Sabtu, 25 Juni 2011

tanpa Judul

 Telah sampai pada titik jenuh, memang bukan yang pertama tapi udah yang kesekian kalinya “ibu..... adek give up kuliah!!!.” Sebenernya banyak yang gak adek ngerti..
 setiap hari yang selalu bikin gw semangat kuliah cuma kehadiran temen2 yang baik yang ada disekeliling gw. Dikampus, kuliah udah kayak gak kuliah. Tiap detik pelajaran jadi ajang ketawa bahagia. Bukan karena mengerti pelajarannya. Tapi karena ngobrol sama temen-temen yang kebetulan udah masuk dan harus keluar dari kampus ini dengan hasil yang tentunya terbaik.
Itu kehidupan dikampus, sedangkan dirumah? Yaa dirumah, gw Cuma bisa mikirin apa yang mesti gw lakukan buat keluar dari jebakan pembelajaran dijurusan ini. Grrrrrrr..... frustasi karena UAS yang waktunya mepet. Deadline tugas yang buannyyaaakkk dan mesti baca dan cari sumber referensi yang banyakk pula. menguras energi, waktu, pikiran . Sampe-sampe makan pun jadi terlupakan.
Lagi-lagi, mesti ngerjain tugas yang tentunya bukan bahasa indonesia. Ini perkara yang susah, pake bahasa yang gw sangat buta! Gw udah terjabak disini, ini adalah pilihan yang sebelumnya pun udah gw tau resikonya bakalan kayak begini. Dan gw harus bergulat dengan ini semua. Mesti cepet-cepet keluar dari masalah ini, harus gw lewati jalan setapak untuk menemukan cahaya yang menembus tanpa batas !!!


Sabtu, 04 Juni 2011

Naskah Drama "BERANI BERMIMPI"

Ini adalah sebuah naskah drama dari cerita ku yang beberapa hari lalu telah aku tuliskan. tulisan sebelumnya berjudul " Yaa.. Alhamdulillah Kita meraihnya kawan !". Naskah drama ini menceritakan seorang anak laki-laki bernama Jepi yang tinggal dibantaran kali code Yokyakarta. Drama ini berjudul “berani bermimpi”, semoga naskah drama ini dapat menjadi sebuah bacaan yang menginspirasi dan memotivasi kita agar kita dapat menjadi insan-insan yang kamil

SESSI 1

(Instrument)
(Entah untuk apa aku bersusah payah merangkakkan kaki hingga letih dan tertatih, aku dengan segala ketidak tahuan ku. Aku yang mencari jawaban tanpa adanya alasan)

Guru
Pagi benar kamu datang. Sudah lima hari aku memperhatikan mu. Ada apa dengan mu nak?

Sukma
Maaf bu aku terlambat lagi hari ini. Padahal aku sudah berusaha untuk bangun pagi. Tapi  mungkin aku terlalu lelah sehingga sulit bangun lebih pagi

Guru
Baiklah… tapi ingat kau tidak kau tidak boleh berniat untuk tidak melanjutkan sekolah mu

Sukma
Aku tidak berniat untuk meninggalkan sekolah ku. Namun kini aku benar-benar sedang merasa bosan

SESSI 2

(Saat ini, nanti atau bahkan seterusnya aku akan tetap seperti ini. tenggelam bersama bayang-bayang bosan dalam hidup ku. Usia ku sudah genap 14 tahun namun tugas yang ku emban bagaikan orang dewasa berusia 24 tahun… dan lagi-lagi aku hanya bisa berkata,,, entahhhhlah………..)


Ibu
Sudah pulang nak?

Sukma
(tersenyum) sudah bu

Ibu
Bagaimana tadi belajar disekolah mu? Menyenangkan?

Sukma
Iya, sangat menyenangkan seperti hari-hari sebelumnya

Ibu
Syukurlah kalau begitu nak, ingat nduk, sekolah itu sangat penting. Apapun keadaannya sekolah itu tetap sangat penting. Maka dari itu nak, kamu rajin-rajin ya belajarnya. Insya Alloh ibu akan mendoakan mu

Sukma
Njeh bu, yasudah bu, aku ganti pakaian dulu

Ibu
Iyaa-iyaa… kue nya sudah ibu siapkan diatas meja, kamu jual saja dipasar tidak usah berkeliling. Nanti kamu lelah.

SESSI 3

(Instrument)

Teman 1
Apa kalian sudah tau? Kabarnya akan ada seorang mahasiswa yang ingin datang dan mengajar anak-anak disekitar kali code

Teman 2
Wahhh…. Asyikk donk, tapi-tapi… darimana kamu tau? Ngomong-ngomong pengajarnya laki-laki atau perempuan? Kalau laki-laki… wahhhh pasti aku akan datang!!!

Teman 3
Memangnya apa pengaruhnya jika pengajarnya laki-laki? Ahh sama sajaa, yang penting itu ilmu nya ross..

Sukma
Yang namanya belajar, dimana-mana ya membosankan

Teman 1
Yowis… yowiss… sudah mulai petang, ayo kita segera pulang sebelum gelap

SESSI 4

(Instrument)

(3 bulan, 5 bulan , 6 bulan.. ya 6 bulan telah berlalu. Aku dan teman-teman ku telah mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang baik dan tentunya berkualitas dari mahasiswi itu)

teman 2
kaka, Bukan kah sudah banyak orang pandai disini? Lalu untuk apa kita belajar?

Mahasiswi
Pertanyaan yang bagus, untuk apa kita belajar? Padahal sudah banyak orang yang pandai? kita memang banyak memiliki orang-orang yang pandai disekeliling kita namun apakah orang yang pandai itu telah cukup pandai untuk memandaikan orang-orang disekelilingnya?! Jika tidak? Maka apa yang harus kita lakukan? Tentulah kita harus memandaikan diri kita sendiri.dengan cara apa? Tentulah Dengan belajar yang tekun.. belajar adalah cara manusia untuk keluar dari kebodohan. Bagaimana? Mengerti?
Nah, tentu kalian memiliki cita-cita bukan? Sekarang ibu ingin kalian menuliskan mimpi dan cita-cita kalian diatas kertas. Setelah itu, ibu akan menunjuk kalian satu persatu untuk mengatakan apa cita-cita kalian.

(satu per satu para murid mengatakan cita-citanya, lalu tibalah giliran Sukma menyampaikan cita-citanya)

Mahasiswi
Ya sukma, sekarang giliran mu.

Sukma
Aku tidak punya cita-cita

mahasiswa
(mengerutkan dahi)
Kau pelajar dan kau harus punya cita-cita

Sukma
6 tahun yang lalu, rumah kontrakan yang aku tempati terbakar. Tak ada sedikit pun harta benda yang dapat diselamatkan. Bahkan buku-buku pelajaran ku habis terbakar. kaka tau, ayah ku hanya seorang penarik becak, ibu ku berdagang kue basah, dan adik-adik ku begitu banyak. Penghasilan tidak sesuai dengan pengeluaran. Sampai akhirnya aku dan keluargaku terpaksa tinggal dibantaran kali ini.
Aku yang saat ini dipaksa mengerti oleh keadaan keluarga yang serba terbatas. Kami harus bersesak ria disebuah petak berukuran 3x4 saat malam menjelang

Mahasiswa
Apakah hanya karena itu? Itu kah alasan mu? Hanya Karena itukah?

Sukma
Tentu tidak, setiap hari aku sekolah tanpa semangat. Aku menganggap sekolah hanyalah sebagai tuntutan. Orang tua ku mengatakan bahwa orang yang sekolah lebih baik dari pada yang tidak sekolah. Ibu ku berkata bahwa sekolah itu baik, maka aku sekolah agar aku dianggap anak yang baik oleh kedua orangtua ku. Tanpa aku tahu untuk apa aku sekolah.
Aku tidak menemukan kebahagiaan selama bersekolah
Bahkan aku tidak tahu untuk apa aku belajar, aku lelah dengan semua ini. Tidurku adalah waktu dimana aku dapat sejenak melupakan segala apa yang aku pikirkan
Jangankan untuk bercita-cita, bermimpi untuk bahagia saja tidak pernah. Aku tidak punya cukup waktu untuk untuk menuliskan harapan-harapan ku dihari nanti. Waktu ku, telah aku habiskan untuk belajar dan mencari uang. Aku tidak berani bermimpi ka, aku tidak berani bercita-cita, aku tidak punya cita-cita
Mungkin cita-cita terbesar ku adalah HARI INI, ESOK, LUSA dan DIHARI-HARI seterus nya aku dan keluarga ku bisa makan. Jujur semanjak kaka hadir disini aku merasakan kebahagiaan dalam menuntut ilmu. Tapi tetap saja, aku hanya merasa bahagia dan masih tetap tidak merasakan untuk apa aku menuntut ilmu. Bagi ku itu semua hanya membuang waktu. Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku bingung, ka..

Mahasiawi
Kau berkata, hari ini, esok, lusa dan seterusnya kau ingin keluarga mu bisa makan. Sebetulnya itulah jawabannya! Ini lahh jawaban dari masa kejenuhanmu, ketidak tahuan mu, dan keraguan mu tentang sekolah.
Bersabarlah sukma, mungkin sekarang kau belum merasakan manfaat untuk apa kamu belajar. Tapi dihari nanti, itu semua akan terjawab.
Sungguh, ini bukanlah kata hiasan penuh gelora tapi ini tiket untuk sukma menuju masa depan yang gemilang.
Kau akan sanggup membiayai keluarga mu lebih dari cukup. Belajar, sekolah dan pendidikan adalah cara untuk keluar dari belenggu kemiskinan juga kebodohan. Jika kau bersungguh-sungguh dalam sekolah dan ibadah, kau akan mampu. Kau harus bertekat. Kau harus bermimpi. Percaya pada Alloh, sukma. Percayalah, yakin, ya yakinkanlah dirimu. Kau mampu meraihnya. Percayalah!
(sukma melihat mahasiswi)

 SESSI 5

Kata-kata kak Nida sampai sekarang nyata tergambar dalam benak ku, masih menggelora di hatiku. Masih memberikan desiran pasir penuh ombak semangat untuk ku bercita-cita.

Teman 1
Sukma, hai sukma... kami disini

Teman 2
Lihat, awan itu, sekarang cita-cita ku sudah setinggi awan itu...

(lihat ke awan)

( sukma berjalan)

Matahari yang dulu kelam kini menjadi terang
Kebahagiaan yang diselimuti pelangi kini telah merasuk ke rongga jiwa ku
Petir yang dulu menyambar kini menjadi kemilau cahaya yang tidak akan pernah pudar
Bangkitnya jiwa ku membangkitkan mati suri nya cita-cita ku

WS RENDRA pernah berkata
“.... dan perjuangan yang sesungguhnya adalah pembuktian dari kata-kata”


- By paku palu (Iftitah NJ, Ulfa Sabila K)-

 












Selasa, 31 Mei 2011

Yaa.. Alhamdulillah Kita meraihnya kawan !

Kurang lebih seminggu sebelum hari H, hari dimana PERABA alias Pekan Raya Bahasa yang setiap tahun diadakan dikampus ku akan dilaksanakan.

PERABA merupakan acara tahunan kampus yang mana kita (anak-anak jurusan  bahasa  meliputi bahasa indonesia, bahasa inggris, dan bahasa jepang dari universitas uhamka Limau dan uhamka pasar rebo) bersaing untuk adu bakat, adu kemampuan, dan adu keberanian.

Seorang panitia PERABA datang kesetiap kelas untuk mempromosikan acara tersebut, bukan Cuma mempromosikan melainkan juga memberikan formulir pendaftaran. Siapa pun bisa ikut diacara ini, mulai dari anak semester satu sampai anak semester delapan.
Nah, aku yang menjabat sebagai sekertaris kelas dengan seksama membaca formulir itu. Mencoba melihat perlombaan apa sajakah yang dilombakan dalam acara ini.
Tak butuh waktu lama untuk ku melihat macam-macam perlombaannya. 

Mataku langsung melotot melihat sebuah tulisan yang kira-kira bertuliskan seperti ini..

1. lomba baca puisi
2. lomba drama

“aku ikut yang ini ya”, kataku kepada sang ketua kelas sambil menunjuk pada tulisan lomba baca puisi dan lomba drama.
tanpa ragu-ragu aku tulis nama ku dengan pulpen bertinta  biru yang saat itu sedang aku genggam ditangan ku, yaa… secara pasti aku tulis nama ku sebagai peserta lomba membaca puisi.

Sebenarnya masih ada lomba-lomba lainnya yang diperlombakan, seperti, lomba merias jilbab, lomba origami, dan lomba speech contest. Namun aku tidak begitu antusias mengikuti perlombaaan selain lomba baca puisi dan lomba drama. Mungkin karena aku tidak menyukainya.

Membaca puisi bukanlah hal yang asing dan tabu bagiku, karena sejak aku di sekolah dasar, aku dikenal sebagai anak yang mahir membaca puisi, aku juga mendapatkan nilai terbaik saat pengambilan nilai membaca puisi di mata pelajaran bahasa Indonesia. 

Aku pun sering diminta untuk membaca puisi diacara-acara tertetu disekolahku, seperti saat memperingati maulid nabi,perpisahan kelas, ataupun isra mi’raj. aku masih ingat, puisi pertama yang aku baca dimuka kelas adalah puisi yang berjudul “JAKARTA” karya Husni Djamaludin

Awalnya teman-teman ku meledek ku setelah aku selesai membaca puisi itu didepan kelas, namun itu tak membuatku kecil diri. Malah sebaliknya, aku berhasil membuktikan kepada mereka bahwa aku mendapat nilai yang paling tinggi dikelas.

Dan setelah aku masuk ke SMP aku juga sering mengikuti lomba membaca puisi dan selalu menjadi juara dalam porseni disekolah ku.
Kembali ke lomba baca puisi dikampus ku, aku melihat persyaratannya, diformulir itu tertulis bahwa, puisi yang dibacakan haruslah puisi yang diciptakan oleh tiga sastrawan besar Indonesia yaitu Chairil Anwar, Djoko Damono, dan WS Rendra.

Pikirku terus tergoyak, hmmm… puisi apa yang kira-kira akan aku bacakan nanti? Puisi siapa yang akan aku baca? Duhhh… Aku sungguh bingung. Setelah pulang kuliah, aku coba untuk mencari di internet tentang kumpulan puisi-puisi Chairil Anwar. 

Dari situ aku menemukan banyak sekali puisi karyanya, aku harus menghabiskan waktu untuk membaca satu per satu karya puisi nya yang menurutku bahasanya tidak mudah untuk aku pahami.

Sampai akhirnya aku memilih salah satu puisinya yang berjudul “karawang bekasi:” mulanya aku tidak tahu apa makna dari puisi ini. Aku coba memanggil kaka ku untuk menjelaskan maksud dari puisi ini. dia mengatakan bahwa puisi ini adalah puisi yang mengisahkan perjuangan pahlawan sewaktu zaman penjajahan untuk merebut kemerdekaan.

Baiklah, aku sudah menemukan puisi yang akan aku bacakan diperlombaan PERABA nanti. Selanjutnya, aku harus mempersiapkan drama yang mana telah aku katakan pada ketua kelas bahwa aku menyanggupi untuk berpartisipasi dalam perlombaan drama ini.
Esok harinya aku coba untuk mengumpulkan nama temen-teman kelasku yang mau aku ajak untuk menjadi bagian dalam lomba drama kali ini. 

sengaja aku mengajak teman-teman yang merupakan anggota dari teater hijrah (nama teater dikampusku) namun ada juga temanku yang bukan anak teater tetapi mau bergabung. Dan akhirnya aku menemukan tujuh personil yang akan masuk dalam tim drama. mereka adalah Norma, Lala, Novia, Jupe, Embet, Shella, Tiara, dan yang terakhir adalah aku. Ohiya… perlombaan drama ini juga ditentuin lho temanya. Ada tiga tema yang disajiakn yaitu tentang pendidikan, budaya dan politik.


Tim ku mencoba mengangkat tema pendidikan, kenapa? Karena pendidikan adalah pembicaraan yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan. Kita pun terinspirasi dari banyak nya film-film Indonesia yang akhir-akhir ini juga sering mengangkat cerita yang berbau pendidikan serta perjuangan anak-anak Indonesia untuk mengejar cita-cita yang semangatnya selalu berkobar.

Aku meminta izin kepada teman-teman agar aku diberikan kekuasaan penuh untuk menulis scenario dan aku juga yang menentukan jalan ceritanya. Setelah teman-teman menyetujui permintaanku ini maka aku segera membuat scenario nya. Tak ketinggalan, aku pun meminta bantuan sepupu ku “Ulfa Sabila Khoiriyah” untuk membantu menuliskan dialog nya.

Hanya membutuhkan waktu sehari untuk menulis teks dramanya, aku mengambil cerita dari sebuah blog yang tanpa sengaja aku temukan, ini merupakan kisah nyata dari seorang anak laki-laki yang tinggal dibantaran kali code Yogyakarta, anak laki-laki itu bernama Jepi. 

Jepi adalah salah satu dari banyak nya anak-anak Indonesia yang merasa bosan, letih, dan penat dengan segala rutinitas sekolah. Ia adalah sosok seorang anak sederhana yang berasal dari keluarga yang ekonominya bisa dibilang sulit. 

Ia tidak menemukan kebahagiaan dalam menempuh penididikan, ia tidak tahu untuk apa ia bersusah-susah sekolah. Kesibukannya sehari-hari hanyalah sekolah dan membantu kedua orang tuanya mencari uang. 

Bahkan sangking sibuknya, ia tidak memikirkan apa cita-cita nya dihari esok. Ia tidak berani bermimpi karena kadaannya yang sulit. Sampai suatu ketika datanglah seorang mahasiswa yang berhasil mendobrak batas-batas pemikiran Jepi yang sempit.
Hari pertama latihan pun dimulai

Mencari karakter yang pas untuk menggambarkan sosok seorang Jepi bukanlah hal yang mudah. Kami harus berganti-ganti peran agar bisa menemukan karakter-karakter yang pas.
Dalam cerita drama ini, aku mencoba mengganti nama Jepi menjadi Sukma. Maklumlah tim ku bernaggotakan perempuan semua. Namun hal itu tidak menjadi penghambat yang serius. 

Didalam drama ini ada beberapa tokoh, Aku menjadi Sukma, Lala menjadi Ibu nya Sukma, Novia menjadi Ibu Guru, Agnes sebagai Ros (teman Sukma yang centil), Tiara sebagai Tiara (teman Sukma yang berasal dari jakarta), Jupe sebagai Nur (teman sukma yang berlogat bahasa minang), lalu yang terakhir adalah Embet sebagai mahasiswa.
2 hari latihan sudah membuat kita semua merasa percaya diri dan siap mengikuti lomba esok.

Malam hari sebelum tidur, aku siapkan diri untuk berlatih mambaca puisi. Sekitar sampai jam 12 malam aku berlatih tanpa bersuara karena takut mengganggu tidur orang-orang rumah.

Dipertengahan teks puisi yang kubaca, aku ingat sebuah pesan dari teman ku yang bernama agnes, “tah, anak pasar rebo itu kalo baca puisi lebai-lebai banget. Sampe-sampe geser-geser ketanah. Nah nanti lo bacanya yang lebai ya”. Bukan perkara sulit bagi ku, aku hanya butuh menghayati puisi nya lalu ekspresiku akan mengalir seperti air sungai.

Belum sampai disitu saja latihan ku, setelah selesai latihan membaca puisi aku pun harus menghafalkan dialog ku untuk pentas drama besok karena aku mendapat sebuah dialog yang sangat panjang. Aku juga yakin teman-teman se-tim drama ku juga sedang melakukan hal yang sama malam ini yaitu “menghafal dialog”.

Hari yang ditunggu-tunggu tiba

Perlombaan pertama adalah lomba membaca puisi, hati ku berdesir kencang. ini adalah perlombaan pertama yang aku ikuti yang mana semenjak SMA, aku belum pernah mencetak kemenangan lagi dalam membaca puisi. Giliran ku tiba, aku adalah peserta kedua, memang penonton tidak begitu banyak. Tiga orang juri duduk dibarisan paling depan dan semua juri adalah seorang wanita berjilbab. 

Segera aku percepat langkah menuju panggung yang berjarak tak lebih 10 meter dari tempat ku duduk. “panggung ini milikku”, aku mencoba membangkitkan sendiri semangat ku. Aku mulai dengan mengatur nafas, berusaha lebih tenang, dan melemparkan senyuman untuk teman-teman ku yang menjadi supporter ditempat duduk barisan belakang.


Aku mulai dengan mengucapkan salam sambil tersenyum menatap penonton. Aku membaca puisi sambil menggerakkankan tangan ku kekanan, kekiri, katas, dan kebawah. Aku berusaha menguasai panggung yang cukup luas itu. Sampai pada klimaks nya, aku jatuh bersimpuh sebagai ekspresi kesedihan, lalu aku bangkit lagi dengan mengacung-acungkan tangan. Diakhir membaca puisi, aku tutup dengan mengucap salam dan berdiri keposisi semula seperti awal aku mengucap salam yang pertama. 

Tepukan meriah pun datang kepada ku. Silih berganti peserta, aku melihat kemampuan peserta lain yang juga tidak kalah hebat.
Aku mendapat banyak pujian dari para juri, mereka mengatakan bahwa dari pertama aku mengucaap salam, para juri sudah merasa merinding. 

Itu merupakan nilai plus untukku. Aku hanya tinggal menunggu pengumuman saja.
Beralih ke perlombaan drama, setelah aku selesai membaca puisi, aku dan teman-teman drama segera mengganti baju pentas. Kita berdandan layaknya seorang artis profesional.
Kami adalah peserta yang mendapat urutan pertama untuk tampil. 

Sebelum itu aku ajak teman-teman untuk membentuk lingkaran dan berdoa agar diberikan kelancaran selama pentas drama sedang berlangsung. Namun sayang sekali, music yang menjadi soundtrack dalam drama kami sedikit mengalami kesalahan teknis karena speaker/salon yang dipakai tidak bisa bekerja dengan bagus. 

Walau demikian kami tetap melanjutkan pentas kami. Para kru yang sedang memperbaiki speaker akhirnya dapat mengatasinya kemudian drama kami pun menjadi lebih hidup saat music terdengar. Lalu pentas drama sudah selesai. 

Tepukan meriah datang untuk kami, berbagai pujian pun terlontar dari bibir para penonton setelah kita turun dari panggung. Ada yang mengatakan bahwa ceritanya sedih, ada pula yang sampai menangis dan terharu.
Kami semua tegang menunggu pengumuman pemenang. 

Kami optimis bahwa drama yang kami sajikan tadi akan menang.
Aku pun optimis bahwa aku juga akan jadi pemenang dalam lomba baca puisi kali ini.
Waktu yang ditunggu-tunggu tiba, acara puncak PERABA sekaligus pengumuman lomba pemenang. Banyak sekali yang berdatangan untuk menyemarakkannya. Ketua Program Studi pun ikut hadir, para dosen juga tak ketinggalan hadir.


Seorang pembawa acara membaca keras-keras “… dan pemenang lomba drama adalah, bahasa inggris kelas 2C”, Setelah itu dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomaba baca puisi “…. Pemenangnya adalah iftitah nurul jannah yang datang dari prodi bahasa inggris kelas 2C”


Aku sangat takjub dan merasa bahagia karena akhirnya aku dan teman-teman berhasil merebut juara 1 dalam lomba drama. Aku pun juga berhasil merebut juara 1 dalam lomba membaca puisi. Kami mendapatkan sebuah piala, hadiah kenang-kenangan berbentuk cangkir cantik dan juga hadiah berupa uang tunai.

Ini adalah prestasi pertama ku saat aku berada didunia perkuliahan. Ini juga merupakan prestasi ku yang kembali tercetak setelah lama aku tidak menyabet sebagai juara dalam perlombaan apapun semasa aku SMA.

Kelelahan dan perjuangan ku bersama teman-teman tidak sia-sia. Kami berhasil mengharumkan nama ENGLISH kelas 2C. 

Penghargaan ini akan menjadi pendorong semangat untuk ku belajar lebih. Dan yang terpenting adalah, Alloh telah memberikan hadiah dan kejutan yang sangat membahagiakan untuk ku dan teman-teman.




Sabtu, 14 Mei 2011

Tanpa Titik

sudah ku tanyakan tentang apa yang seharusnya tidak aku tanyakan

sudah ku ketahui yang seharusnya tidak aku ketahui

goresan itu kini telah melukai lembaran jiwa disekelilingnya

Tidaklah aku berhak menilai sesuatu yang salah dan yang benar

kebenaran memang terletak dijemari Mu
dan sungguh aku tidak akan menyangkalnya

Begitu dangkal nya kestabilan ego ku melatih diri untuk tetap berbaik sangka
lalu mengapa hati-hati itu tidak berlaku demikian

Kamis, 12 Mei 2011

Aku dengan segala cerita SMA ku... (Part 1)

Masa SMA, hahaha.. gak pernah keabisan cerita dan gak akan pernah bingung kalo aku diminta untuk menceritakan kembali masa SMA ku.
jaman dimana aku bisa tertawa bahagia dan selalu bersorak "THIS IS MY LIFE", "INI DUNIA GW".
Gak kebayang gimana bahagianya masa-masa itu.

Nama nya memang masa abu-abu tapi kisah SMA bukan hanya berwarna abu-abu aja lho.. Disini adalah masa yang penuh warna, penuh tangis, penuh tawa, penuh dilema dan tentunya penuh dengan cinta. hehehe

Aku baru bisa merasakan masa-masa SMA yang sesungguhnya saat aku duduk dikelas TIGA maklumlah baru disaat inilah aku mendapatkan teman-teman yang benar-benar care. Hampir 8 bulan lebih aku menghabiskan waktu ku dikelas ini (kelas 3 IPS 1), kelas yang berada dipaling pojok yang mana anak-anak nya sangat beragam. Dari anak yang paling pinter dan selalu jadi juara umum disekolah, sampai anak yang super duper buannndeeellll dan jadi pentolan disekolah ada dikelasku.

 _bergabung dan bersambung_

Senin, 09 Mei 2011

Gara-Gara METRO !!!

Hari ini seharusnya pulang kuliah lebih awal. Tapi karena ada mata kuliah tambahan jadilah gw pulang jam SATU siang... Siang-siang yang panas bolong, penuh keringat dan bau matahari dibadan gw, ditambah berat nya tas ransel yang gw bawa cukup membuat siang ini sangat gersang.
 
(teplak tepluk teplak tepluk....)

gw percepat langkah gw menuju taman barito buat nunggu metro mini yang setia menjemput gw setiap gw pulang kuliah. Gak lama setelah itu datanglah merto berwarna orange bernomor 69, segera gw naik dan ambil tempat duduk nomor dua dari belakang.

"kok gw merasa ini metro ugal-ugalan ya? barangkali abang metro nya mau ngejar setoran". ucapan batin gw terhenti saat kedua pengamen naek dari kebayoran.

Puaannnassss, bueetee, gersang dan pengen cepet-cepet sampe rumah. Namun kebetean gw sedikit terhapus dengan nyanyian dua pengamen itu, (genjrangg genjrennggg genjrangg genjrengg) 

"yaa sebagai lagu pertama dari stinky" kata salah satu pengamen, 

"tetes air mata, basahi pipiku disaat kita kan berpisah......"

Niat baik gw muncul, gw mau ngasih duit  ke pengamen itu, tapi sayangnya setelah gw udek-udek tas gw, ternyata gak ada duitt yang tersisa alias uang gw udah abiss.. hehehe

terlepas dari pengamen itu, gw pun mengalami kecelakaan pas gw mau turun dari metro. salah apa kali gw semalem sampe-sampe gw ngalamin beginian???. Huhuhu...

Pas banget pas gw berdiri dan melangkah kepintu belakang metro, tiba-tiba aja tuw abang metro ngerem dadakan. Sooo.... hilanglah keseimbangan gw, lantas lah badan gw jatoh telentang dan punggung gw kepentok besi bangku metro.

gw yang gak bisa bangun langsung ditolongin berdiri sama seorang nenek yang baik hati "aduuhhh ibu, sakit bangetttt.. hiks", kata gw, saat itu gw berasa malu banget dan pengen nangis. 

Kenek nya yang jelas-jelas ngeliat gw jatoh tetep aja ngoceh dengan lantang tanpa perasaan

"ayo neng cepet neng cepet". 

( GRRRRAAAAUUKKKK !!!! gilllaaaa kali nih kenek, jelas-jelas gw jatoh gara-gara lo!).

Dengan kesel ati langsung aja gw jawabin "mata lo kemanain bang! liat gw jatoh gak!" lantas lah gw turun sambil geprak pintu belakang metro...

Huuaaahhh.... gw merasa nih punggung lecet karena kepentok besi. Beruntungnya nih kepala gak ngejeglak kebelakang dan gak ikutan kepentok besi. Alhamdulillah ya Alloh... ^^

sesampainya dirumah, gw langsung minta punggung gw diliat sama ibu. Kata Ibu, punggung gw lecet, biru, mamar dan agak berjendol kayak ada relief nya. hikkksss....

dan sekarang baru terasa pegel-pegelnyaaaaa..... 




Kamis, 28 April 2011

Remaja kah kamu???

Bismillah..
Assalamualaikum..

siapa yang gak mau kalo masa remajanya terulang lagi?! tentunya dari kakek nenek sampai ibu bapak bahkan  om tante kita juga mau banget klo masa remajanya bisa keulang lagi. apalagi kalo masa-masa SMA yang diulang. ya gak?!

masa-masa paling indah adalah masa remaja, masa dimana sedang sibuk-sibuknya, bingung-bingungnya dan pusing-pusingnya mencari jati diri (identitas diri yang sesungguhnya).

nah, mungkin kita asyik-asyikan aja bilang "gw remaja lho. gw masih muda". (lho... tau darimana klo lo itu remaja?) "jelaslah gw tau. kan yang namanya remaja itu teenage alias usia nya masih belasan".

ohyaaa??? lalu remaja itu sebenernya apa sih???

memang sulit untuk mendefinisikan remaja secara mutlak, tapi ada beberapa pengertian remaja nih yang bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Seperti :

1. Remaja Menurut Hukum
konsep tentang remaja sebenarnya bukan berasal dari bidang hukum. Namun berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial. Seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan paedagogi. Tapi masalah remaja baru menjadi pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam 100 tahun terakhir ini. Dalam hubungan dengan hukum, tampaknya hanya undang-undang perkawinan saja yang mengenal konsep "remaja" walaupun tidak secara terbuka. Usia minimal untuk suatu perkawinan disebutkan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (pasal 7 Undang-Undang No. 1/1974 tentang perkawinan). Walaupun undang-undang menganggap bahwa mereka yyang berusia diatas 16 (untuk wanita) dan 19 (untuk pria) sebagai bukan anak-anak lagi, namun mereka masih belum dianggap dewasa secara penuh. Waktu antara 16 dan 19 tahun sampai 22 tahun ini disejajarkan dengan pengertian "remaja" dalam ilmu-ilmu sosial.

2. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Seorang anak dikatakan  sudah mengalami masa remaja disaat pembentukan organ-organ tubuhnya dan alat-alat kelamin khususnya telah terbentuk secara sempurna (pematangan fisik). Pematangan fisik ini biasanya berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitungi dari menstruasi pertama pada anak perempuan atau sejak pertama kali anak laki-laki mengalami mimpi basah.
Masa 2 tahun ini dinamakan masa "pubertas" Pada usia berapa persisnya masa puber ini sulit ditetapkan. Karena cepat lambatnya menstruasi dan mimpi basah sangat tergantung pada kondisi tiap individu.


3. Batasan Remaja Menurut WHO
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda seksual sekundernya (misalnya, pada anak perempuan pinggul akan membesar, pada anak laki-laki tumbuhnya kumis), sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991 : 9)


4. Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Pada masa remaja terjadi perkembangan jiwa yang disebut Entropy. Entropy adalah keadaan di mana kesadaran manusia belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan dan perasaan) namun isi-isi tersebut belum bisa dipergunakan secara maksimal. Selama masa remaja, kondisi entropy ini akan disusun secara bertahap, akan diarahkan, dan kembali distrukturkan, hingga lambat laun akan terjadi kondisi "negative entropy" atau negantropy, yaitu kondisi dimana isi kesadaran itu akan tersusun dengan baik dan saling memiliki keterkaitan dan dapat dipergunakan secara maksimal tanpa perlu lagi dibimbing untuk bisa mempunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang tinggi.


5. Definisi Remaja untuk Masyarakat Indonesia
Menurut Sarlito (1991), tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Hal ini terjadi karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat, tingkatan sosial ekonomi yang berbeda-beda.
Sebagai pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut :
a. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda syarat seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik)
b. Dibanyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, sehingga mereka tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial)
c. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity) (erik Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan kognitif (Piaget) maupun moral (Khohlberg)
d. Batas usia 24 tahun adalah batas usia maksimal, yaitu untuk memberi peluang kepada mereka pada batas usia tersebut menggantungkan diri pada orang lain. Namun kenyataannya banyak orang yang mencapai kedewasaannya sebelum usia ini.
e. Status perkawinan sangat menentukan, karena seorang yang berusia berapapun jika ia sudah menikah maka akan diperlakukan sebagai orang dewasa secara penuh, baik secara hukum maupun dalam kehidupan masyarakat dan keluarga.

nah, itulah sedikit informasi yang bisa saya bagi disini. Kenapa menginformasikan ini? karena jujur aja, saya tertarik pada materi Perkembangan Remaja di matakuliah ini, yaitu (Psikologi Perkembangan). Dan karena dosennya yaitu Pak Nasution yang walaupun sudah kakek-kakek secara usianya 70 tahun lebih tapi masih semangat ngajar, jalannya masih gagah dan wajahnya pun masih terlihat tampan. heheheh... ^.^"

Alhamdulillah..
Wassalamualaikum..